Pasutri Pemilik Bangunan Liar di Bekasi Menyesal Memilih Dedi Mulyadi

 


Pasangan suami istri di Kampung Pulo Timaha, Babelan, Kabupaten Bekasi, mengaku menyesal setelah pemerintah daerah merencanakan pembongkaran bangunan liar mereka. Narulloh (47) dan Dahromi (43) sudah lama tinggal dan mencari nafkah di lokasi tersebut, namun kediaman sekaligus tempat usaha bambu mereka kini terancam dirobohkan.

Kedua warga ini mengaku kecewa karena tidak ada mediasi sebelum proses dilanjutkan. Narulloh mengatakan mereka baru tahu dari surat peringatan yang datang mendadak, tanpa sosialisasi dari desa atau pemerintah setempat. Akibatnya, mereka tidak sempat bersiap untuk pindah atau memindahkan barang.

Dahromi semakin emosi karena merasa pilihan politiknya salah. Ia mengungkapkan, “Kalau rasa menyesal, saya menyesal banget saya milih dia, Pak KDM (Dedi Mulyadi)”.  Harapannya, ada kebijakan untuk membantu ongkos pindah atau menyediakan tempat sewanya, agar anak-anak mereka bisa tetap bersekolah dan memiliki tempat tinggal layak .

Langkah ini sejalan dengan rencana Pemkab Bekasi yang akan membongkar sekitar 400 bangunan di bantaran Kali Bekasi, sebagai upaya menjaga fungsi daerah sempadan dan mencegah banjir. Meski demikian, ketidaksiapan dan ketiadaan sosialisasi bisa memicu penolakan warga, seperti terlihat dari protes yang sempat terjadi.