Bekasi Pacu Deteksi Dini TBC sebagai Strategi Utama Penanggulangan
Dalam upaya menekan laju penyakit tuberkulosis (TBC), Pemerintah Kota Bekasi kembali meningkatkan langkah deteksi dini sebagai upaya strategis. Melalui kolaborasi lintas sektor, program ini menargetkan masyarakat umum—termasuk pegawai negeri sipil dan non-PNS—untuk menjalani skrining gejala TBC serta rontgen dada secara menyeluruh.
Langkah ini mengusung paradigma bahwa penyakit TBC tak dapat ditangani hanya dari sisi pengobatan, namun harus diawali dari “temuan kasus” lebih awal. Skrining tersebut dirancang guna mengungkap kasus-kasus yang selama ini tidak tercatat atau sulit terjangkau oleh sistem kesehatan. Dengan memetakan kontak erat dan mendorong pelibatan kader serta fasilitas kesehatan setempat, Pemkot Bekasi mengharapkan bisa memutus rantai penularan secara cepat.
Salah satu bentuk konkret adalah kegiatan skrining yang digelar secara terjadwal di sejumlah kecamatan. Calon peserta mulai dari pendaftaran, pengisian form skrining, pengukuran tinggi‐berat badan, hingga rontgen dada. Bagi peserta yang menunjukkan gejala atau hasil rontgen mencurigakan, dilakukan pemeriksaan dahak (sputum) menggunakan metode TCM (Tes Cepat Molekuler). Hal ini bertujuan agar diagnosis TBC bisa ditegakkan lebih cepat dan pasien dapat segera menjalani pengobatan.
Menurut data yang tersedia, sejumlah ribuan kasus terdeteksi di wilayah Bekasi—menandakan bahwa beban penyakit ini masih cukup tinggi. Oleh karena itu, pelibatan masyarakat luas sangat penting: deteksi dini yang masif menjadi kunci agar tidak ada “gelombang es” tersembunyi di balik angka resmi. Pelibatan kader kesehatan, pendidikan keluarga pasien, dan sistem coating hingga pengobatan tuntas menjadi bagian dari ekosistem penanggulangan ini.
Ke depan, tantangan terbesar adalah memastikan bahwa setiap pasien yang ditemukan tetap berobat hingga tuntas, dan masyarakat tidak menolak pemeriksaan. Stigma, keterbatasan akses layanan di daerah padat, serta koordinasi antar instansi masih menjadi hambatan nyata. Kesuksesan program ini akan sangat ditentukan oleh sinergi antara pemangku kebijakan, tenaga kesehatan di lapangan, dan masyarakat. Dengan konsistensi yang kuat, Kota Bekasi berpotensi menjadi salah satu contoh daerah yang efektif dalam eliminasi TBC — langkah yang juga sejalan dengan target nasional penghapusan TBC pada 2030.
Dengan demikian, deteksi dini bukan sekadar jargon – melainkan fondasi dalam strategi penanggulangan TBC di Bekasi. Keberhasilan program ini akan sangat berdampak pada kualitas hidup warga serta upaya menjaga lingkungan sosial secara lebih sehat.
.png)