Bekasi Siaga Tinggi Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem Jelang Tahun Baru

Bekasi – Menjelang pergantian tahun 2025–2026, perangkat pemerintah daerah memperketat kesiapsiagaan menghadapi ancaman cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan risiko banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang di berbagai titik permukiman. Langkah ini diambil menyusul prakiraan hujan lebat disertai angin kencang yang diperkirakan melanda wilayah Kabupaten Bekasi pada pekan terakhir Desember.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Muchlis, menegaskan bahwa koordinasi lintas sektor telah ditingkatkan hingga ke level kecamatan dan desa untuk memastikan respons cepat setiap terjadi peristiwa darurat. “Mitigasi, pemantauan cuaca, dan respons cepat menjadi prioritas utama menjelang libur Nataru,” ujarnya Rabu (31/12). 

Aktivasi Posko dan Peran Sistem Peringatan Dini

BPBD mengaku telah mengaktifkan posko siaga dan memperkuat pemantauan data cuaca dari BMKG serta penilaian tinggi muka air sungai dari Balai Wilayah Sungai. Posko ini dimaksudkan agar setiap perubahan cuaca ekstrem dapat terdeteksi lebih cepat. 

Namun sejumlah pakar dan pengamat menyoroti efektivitas sistem peringatan dini yang selama ini masih berujung pada laporan administratif, tanpa memastikan tindakan konkret di masyarakat. Hal ini menjadi perhatian karena Kabupaten Bekasi memiliki jaringan sungai dan wilayah padat penduduk yang rawan genangan banjir. 

Upaya Mitigasi Lingkungan dan Tantangan Implementasi

Sejumlah aksi mitigasi lingkungan seperti pembersihan saluran air dan pemangkasan pohon rawan tumbang tengah digalakkan. Meski langkah ini penting, kritik sering muncul bahwa pendekatan tersebut bersifat reaktif dan musiman, bukan bagian dari strategi jangka panjang. 

Saluran air yang tersumbat dan minimnya ruang resapan menjadi persoalan klasik yang masih menghantui upaya penanggulangan banjir di Bekasi. Tanpa perbaikan struktural dan planologi yang komprehensif, ancaman bencana berulang hampir tak terelakkan saat hujan ekstrem melanda. 

Antara Harapan dan Realita

Pemerintah Kabupaten Bekasi berharap bahwa dengan kesiapsiagaan menyeluruh dan dukungan masyarakat, dampak bencana dapat diminimalisasi sehingga masyarakat dapat menyambut tahun baru dengan aman dan kondusif. Namun, realitas lapangan sering memperlihatkan bahwa rencana di atas kertas belum sepenuhnya terealisasi menjadi aksi nyata di tingkat masyarakat. 

Cuaca ekstrem memang tak bisa dicegah, tetapi kapasitas pemerintah untuk hadir lebih cepat dan sigap akan menjadi penentu keselamatan warga di tengah tantangan iklim yang semakin tak terduga.